Sabtu, 25 Januari 2014

The politik

Di sebuah desa di pulau sumatera ada 3 orang anak muda yang selalu membahas tentang bangsa ini, merka sering nongkrong di sebuah warung kopi di persimpangan jalan, yang tidak begitu jauh dari rumah mereka, 3 anak muda ini selalu berdebat dalam segala hal, apalagi ketika membahas tentang kebijakan kebijakan yang di lakukan pemerintah, namun walaupun begitu mereka tidak pernah berantam gara-gara debat itu, dan tak jarang terkadang orang - orang tua diatas merekapun ikut terpancing komplik, mengeluarkan pendapatnya, dan terkadang dari situ pulak mereka 3 anak muda ini dapat minum gratis? Hehehe Pembahasan mereka bisa dari mana saja?? Bisa dari tv, bisa dari daun, bisa dari tanah, dll hahaha, kalau sudah mereka berjumpa suasana di warung itupun tidak konduksif lagi, maksudnya bukan bertumbuk, tapi suara mereka itu bisa ter dengar satu kampung, mungkin bagi mereka debat seperti itu adalah nyanyian, karna ya memang mereka jarang sekali ber karoke, sementara mereka yakin bahwa mereka suatu saat akan menjadi pemimpin atau orang yang berpengaruh di negara ini, maka dari itu suara mereka harus sering sering di latih agar merdu terdengar, kalau masalah pendidikan mereka ini bukan tidak berpendidikan mereka sangat berpendidikan mereka semua mahasiswa tingkat akhir, yang satu tingkat akhir HUKUM, yang satu tingkat akhir Ekonomi, dan yang satu tingkat akhir Komputer, jadi kalau seandainya mereka tamat gelar - gelar yang mereka miliki adalah SH,SE,S.Kom, adapun nama dari ketiga pemuda ini adalah acil,pucek,dan kaleng, ya nama mereka memang aneh, saya tidak berani membocorkan nama asli mereka karna ya saya takut di debat sama mereka nanti, hehe,

mungkin ada baiknya kita mengetahui dulu siapa mereka di kampus dan di dunia nyata dan bagaimana bentuk fisiknya, agar teman - teman bisa membayangkan bagaimana bentuknya, hehe, mungkin yang pertama kali kita bahas adalah acil?, si acil ini orangnya rambutnya gondrong, kulit muka putih, hidung agak-agak besar, badan kecil, pemikirannya itu melawan saja, dia selalu mempunyai pandangan yang beda tentang suatu hal, entah siapa yang sudah mencuci pemikirannya itu hingga dia seperti itu, menjadi keras kepala, kalau di kampus dia ini adalah otak dari salah satu pergerakan mahasiswa di kampusnya, dia yang menjadi otak atau dasar bagi teman - temannya untuk bergerak, pasukannya sekarang sudah ada ± 800 orang, semua pasukannya telah siap mati untuk dia tanpa di bayar, entah apa matra yang di bacanya agar mereka semua bisa jinak kepadanya,haha, dan si acil ini juga telah berhasil mencuci otak ke delapan ratus orang itu agar sesuai dengan yang iya ingin kan, dari awal dia masuk kuliah dia memang sudah punya gambaran tentang dimana dia akan masuk kuliah, katanya dia tidak ingin masuk ke kampus yang sudah besar yang uang kuliahnya mahal, namun kita tidak bisa berbuat apa-apa di kampus itu, yang ujian harus pakaian hitam putihlah kalau ujian, harus beli bukulah dari kampus, dll, dia tidak ingin seperti itu dia ingin masuk ke kampus yang terbelakang dan tertinggal, selain uang kuliahnya lebih murah, dan dia pasti lebih bermanfaat disitu, setidaknya manfaat yang akan aku berikan adalah aku akan berusaha memperkenalkan kampusku itu ke masyarakat banyak, agar terkenal, " dari pada memperkenalkan kampus yg sudah terkenal mendinglah kampus yang tertinggal itu aku kenalkan, ngapain menperkenalkan kampus yang sudah terkenal lagi, diakan sudah terkenal, ya gak ? Kasihanlah kampus tertinggal itu ?" begitu katanya di selasela perdebatan mereka,

namun di balas lagi oleh si pucek, sipucek ini adalah salah seorang yang pandai memutar balikkan fakta, dan melarikan pembicaraan untuk kemudian dijatuhkan lagi saat kembali lagi ke topik pembahasan, ya ilmu itu mungkin di dapatnya dari kampus nya karna memang dia kuliah di fakultas hukum, dia ini orangnya rapi, gengsinya rada tinggi, kulitnya putih, hidungnya ngembang di bawah pesek di atas,hahaha, " tapi cil lebih baik bodoh diantara orang, pintar daripada pintar diantara orang bodoh" begitu katanya menjawab stetmen si acil,

lalu tiba - tiba disambut si kaleng " itulah kau cek!! " sikaleng ini orangnya rada gila, hampir sama dengan si acil, sikaleng ini juga salah satu pembuat pergerakan di kampusnya, bentuk fisiknya rambutnya rada2 gondrong, kulitnya putih, dan hidungnya mancung, pasukannya lebih banyak dari pada si acil, ± 1000 orang, namun kalau si kaleng ini model kepemimpinannya lebih demokrasi, dia tidak ingin pasukannya mati demi dia, dia lebih ingin pasukannya mati karena hati nuraninya, lanjut cerita sikaleng tadi membantah pemikiran si pucek " bagaimana negara ini bisa maju kalau pemikiran anak - anak hukumnya seperti kau cek?? Masak kau bangga jadi orang bodoh diantara orang pintar, banggalah jadi orang pintar di antara orang bodoh cek?? Karena kenapa?? Kalau tidak ada orang bodoh, tidak ada itu orang pintar cek! Jadi istilah itu gak ada itu cek, bodoh ya bodoh, pintar ya pintar, itu hanya permainan kata-kata cek!" lalu si acilpun melempar pertanyaan lagi ke si pucek,

Acil : ni cek aku mau nanyak lagi sama kau, kaukan anak hukum kan??

Pucek : iya, kenapa Acil : jadi aku mau nanya ke kau,? Sebenarnya kita ini negara pancasila atau negara demokrasi sih atau sekarang ada tambahannya lagi NEGARA HUKUM ??

Pucek : menurut kau?? Lagian ngapain kotanya sama aku itu, bukan wilayah aku itu mengkajinya
Acil : bukan gitu ? Kan banyak yang bilang negara kita ini negara hukum, nah kau kan anak hukum?? Jadi wajarlah aku nanya ma kau pucek ?? Hehe ( siacil mulai mencari alasan agar si pucek terpancing debat )

Pucek : ah ! Nantilah itu cil kita pikirkan, sekarang yang kita pikirkan gmana caranya nyarik duet

Kaleng : kau mau duet cek ??? ( si kaleng melihat anjing yang berkeliaran )
Pucek : mau?? Mintaklah..
Kaleng : itu ada anjeng ko tangkaplah lalu ko jual, lumayan juga itu, 100rb gak kemana itu harganya

Pucek : eeee taeekk, sebelum di tangkap dah di gigitnya duluan aku

Kaleng : kau gigit baliklah anjingnya, hehehe

Pucek : eee taek,,
Acil : iyalah cek, kalau kau di pukul orangkan ko pukul lagi orang yang mukul kau itukan, nah ini pun sama, kalau kau di gigit anjing kau gigit baleklah anjingnya biar se imbang

Acil dan kalengpun tertawa haahahaha

Kaleng : gak usah ketawa2 kau cil, kering nanti taik gigi kau,,

Pucek dan kaleng tetawa hahahaha

Sangkin asiknya bercanda canda tak terasa Detik demi detik berlalu, jam demi jam pun tiba dan sikalengpun melihat jam yang sudah menunjukkan waktu 00. 30 WIB dan meminum tegukan kopi terakirkan, untuk bergerak kembali kerumah,

Kaleng : ih dah setengah satu rupanya,
Acil : ah masak,!! ( rada terkejut juga )
Kaleng : iya lihatlag hp kau,
Acil : iya ya??
Kaleng : bubarlah kita yok??
Pucek : mana leng?? Cepat kali??
Kaleng : udah setengah satu ini baluap
Pucek : entar lagilah, sebatang rokok dulu baru kita bubar, tega kau ninggalin aku sendiri di sini ??
Kaleng : heemm oke,

Karna si acil dan si kaleng  tak tega ninggalin si pucek akhirnya diapun membakar sebatang rokok lagi sambil cerita cerita ngarul ngidul

Kaleng : ( membuka pembicaraan untuk menghabiskan sebatang rokok ) tapi memang jago juga ya politik nya bapak itu
Pucek : maksudnya ??
Kaleng : iyalah, kau lihatlah di suruhnya si kawan naek, agar dia naek juga, yang sana naek dia jadi " ini " yang sini naek " dia jadi itu "
Pucek : yah namanya juga politik leng, macem sukarno dulu, dia mempolitikin macem mana caranya agar dia di suruh cepat cepat memproklamirkan bangsa ini, kenapa gitu karna agar seolah olah bangsa ini merdeka bukan karna ke inginan individual tapi memang atas permintaan rakyat, nah dia pun kayak gitu, agar seolah2 dia naek itu bukan karna keinginan dia sendiri tapi karna peraturan dan perundang undangan, tapi taunya kita, politik dianya itu
Kaleng : iya itulah, pinter bearti diakan pandai dia lempar batu sembunyi tangan
Pucek : logikanya aja leng, kalaulah bangsa ini memang merdeka karna hati nurani, gak ada itu ribut2, pasti semuanya damai, namun karna bangsa ini merdeka karna politik ya makanya ribut, lihat bangsa luar sana mana ada ribut, karna memang mereka merdeka karna hati nuraninya, klu kita enggak?
Kaleng : iya juga ya, tpi iya juga salah kita sendiri sih kenapa mau di jajah belanda waktu dulu
Pucek : belanda itu bukan menjajah
Kaleng : ( kaleng memotong pembicaraan pucek ) tetttt... Waktu habis cek sebatang rokok dah abis, ayoklah balek
Pucek : kemana leng, cepat kali belum lagi selesai pembahasan kita
Kaleng : udahlah taik dah jam berapa ini, besok masih banyak kegiatan, aku duluanlah ya cek
Pucek : eeeeee...

Kaleng pun cabut meninggalkan pucek

Bersambung.... ( pengarang belum dapat insfirasi )